Monday 30 July 2018

Kabupaten BELU Juara Umum KEJURDA Karate KKI




Belu berhasil menjadi juara umum piala Ketua Umum karate KKI ke-II di Gedung Pemuda Kuanino Kupang, tanggal 27-29 Juli tahun 2018. Pada hari terakhir kontingen Belu berhasil memperoleh 1 medali emas di kumite beregu putri.
Kontingen Belu sudah menjadi juara umum kedua kalinya dalam ajang Kejurda KKI piala Ketua Umum di Kupang. hal ini diapresiasi oleh Ketua Umum KKI NNT H. Abdul Karim Makarim pada upacara penutupan, Minggu (29/7). selaku Ketua Umum KKI NTT, beliau mengatakan bahwa "kontingen Belu memang dari dulu sudah menjadi kontingen dimana atletnya sangat berprestasi, butuh Disiplin dan kerja keras saat berlatih untuk dapat meraih hasil yang memuaskan." Ujarnya.
Total, tim atlit KKI Belu mengantongi 23 emas, 8 perak, 16 perunggu dan total keseluruhan 47 medali. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan ketika Kejurda Ketua Umum ke-I, dimana Karate KKI Belu hanya meperoleh 11 medali emas dan dimana kontingen Belu tetap menjadi juara umum.
Manager tim Belu, Simon riu Berek, mengatakan bahwa pencapaian ini sudah melampaui target walaupun dari pihaknya tidak menargetkan jumlah medali yang diperoleh dalam pertandingan. Tim KKI yang akan diterjunkan sejumlah atlet dalam 4 kategori yaitu KATA (Seni beladiri/ jurus) perorang dan beregu putra-putri, Kumite perorang putra-putri, kumite beregu putri.
"Hasil yang didapat selaku tim Manager Belu tentu sangat puas, dan ini merupakan wujud kerja keras kita selama ini. persiapan 1 tahun lamanya, itu menunjukkan bahwa persiapan yang dilakukan selama ini menuai hasil yang maksimal. Hasil yang didapatkan sudah memenuhi target yang ditentukan" tutur Manager Belu Simon Riu Berek
Tommy Riu Bere, salah satu atlet peraih medali terbayak yaitu 3 emas pada kategori KATA perorang putra, KATA beregu putra, Kumite -55 kg putra. sebagai atlet yang dirinya juga menyampaikan perasaanya kepada media Lensa Atambua, Senin (30/7)  bahwa persiapan yang dilakukan berupa fisik, mental, teknik dan takti. 
Adapun tantangan yang dihadapi pada saat bertanding,Tommy juga menyampaikan lawan yang sangat tidak mudah dikalahkan yaitu dari kontingen tuan rumah Kupang.
"Lawan yang sangat sulit dihadapi dari kontingen kota Kupang karena persiapan yang mereka lakukan sangatlah matang dan mereka semua jebolan atler nasional"
Dalam pencapaian ini, pelatih sekaligus atlet Yohanes Tabaneno yang kerap disapa Sempai Jimmy menuturkan perasaannya, dirinya sangat senang dengan hasil yang didapatkan.
" Senang dan bangga denga hasil yang mereka capai, yang selama ini dilatih mereka bisa diperagakan saat bertanding"
Sempai Jimmy menyatakan banyak sekali kesulitan dalam mempersiapkan atletnya, kembali ke strategi pelatih untuk membuat mereka lebih fun dan menikmati latihan. "Kita tahu jenuh itu sudah pasti, karena setiap kali latihan kita mengulangi hal yang sama. tapi ibarat pisau semakin diasah semakin tajam" tuturnya.
Dengan hasil yang diraih ini, Sempai Jimmy menyampaikan "Jangan cepat berpuas diri, semakin terpacuh untuk terus berlatih dan berlatih karena mempertahankan lebih sulit. Untuk atlet yang belum mendapatkan hasil yang maksimal, semakin memacu diri untuk berlatih lebih keras lagi karena kerja dan proses tidak pernah menghianati hasil" pesan Sempai Jimmy selaku pelatih kontingen Belu.

Tuesday 24 July 2018

Tuamese, Wisata Baru Pulau Timor, Kabupaten TTU, Nusa Tenggara Timur








Objek wisata baru yang sedang populer ini berada di desa Tuamese, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, provinsi Nusa Tenggara Timur yang berdekatan dengan desa Ponu. Diperlukan waktu sekitar 65 menit dari Atambua. Warga setempat menyebut tempat ini dengan nama Oe Roni.
Menawarkan pemandangan alam dari atas bukit dengan bentangan pulau-pulau kecil yang sebenarnya merupakan tambak ikan, mirip Pulau Padar di Flores yang sangat populer. Tambak ikan ini dikelilingi oleh bukit yang tentu butuh energi untuk naik ke atas dan sekedar berfoto atau menikmati pemandangan alam yang indah. Dari ketinggian, kita juga dapat menyaksikan view pantai serta jejeran pohon lontar yang menambah keindahan tempat ini. 
Tidak sulit menemukan lokasi ini, dari Atambua kita bergerak menuju arah Ponu (Pertigaan belok kiri) selanjutnya lurus sekitar 15 KM (30 Menit) belok kanan (warung sederhana dengan sebuah lopo dari daun) melewati jalan tanah dengan bebatuan kecilnya sekitar (15 Menit) lurus terus hingga pinggir pantai belok kanan. Jika memakai motor sebaiknya menggunakan masker. Di sini ada warga sekitar yang menjual makanan ringan dan minuman.

Monday 23 July 2018

"SABUK MERAH PERBATASAN" Jalur Penghubung Indonesia-Timor Leste



Untuk mendukung kelancaran arus transportasi di wilayah perbatasan RI-Timor Leste, pemerintah pusat membangun ruas jalan Sektor Timur, yang menghubungkan dua Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yakni Motaain di Kabupaten Belu dan Motamasin di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.
Jalan yang diberi nama Sabuk Merah Perbatasan itu, dibangun sejak tahun 2015 lalu, dengan panjang mencapai 176,1 kilometer. Pejabat Pembuat Komitmen 4.5 Pembangunan Jalan Perbatasan NTT Rofinus Ngilo mengatakan, dari 176 kilometer tersebut, masih 99 kilometer jalan yang belum beraspal. 
"Untuk jalan aspal panjangnya 77,4 kilometer, jalan material urugan pilihan (urpil) panjangnya 79,2 kilometer dan jalan tanah sepanjang 19,5 kilometer," terang Rofinus kepada Kompas.com, di Atambua, Rabu (18/7/2018).
Jalan yang menghubungkan Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka itu melintasi daerah perbatasan RI-Timor Leste. Rofinus merinci, jalan ini terbagi dalam empat segmen yakni ruas jalan Motaain-Salore-Haliwen-Sadi-Asumanu-Haekesak sepanjang 57,01 kilometer, ruas Haekesak-Fulur-Turiskai-Nualain sepanjang 20,9 kilometer, ruas Nualain-Dafala sepanjang 49,7 kilometer dan ruas Dafala-Laktutus-Motamasin sepanjang 48,5 kilometer. Menurut Rofinus, dari 176,1 kilometer, masih terdapat ruas jalan yang belum terhubung yakni ruas jalan Dafala-Henes-Nualai sepanjang 12,9 kilometer dan sesuai target kontrak akan diselesaikan tahun 2018. 
Sedangkan penanganan pembangunan jalan pada ruas Motamasin-Laktutus-Dafala sepanjang 6 kilometer, akan mengikuti jalur eksisting. Karena itu lanjut Rofinus, pada tahun 2018 ini, pihaknya sedang menangani ruas Jalan Dafala-Henes-Nualain sepanjang 12,9 kilometer. Untuk target sepanjang 12,9 kilometer itu, realisasi penanganan sampai Juli 2018 berupa pekerjaan galian dan pembentukan badan jalan sudah mencapai 3,7 kilometer. "Kontrak pekerjaan ini pada tanggal 18 Mei 2018 dan SPMK tanggal 21 Mei 2018. Masa pelaksanaan akan berakhir tanggal 31 Desember 2018," jelas Rofinus.
Dengan dibukanya jalan 12,9 kilometer dan 6 kilometer lainnya, aksesnya sudah bisa terhubung dan jalannya sudah bisa fungsional. Namun demikian, ada sebagian titik jalan yang membutuhkan kurang lebih 27 unit jembatan. "Nah jembatan ini, ada yang sudah perencanaan dan ada yang memang belum didesain, sehingga pembangunan jembatan akan simultan diikuti dengan pembangunan jalan," imbuhnya. Sementara itu Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) X Kupang NTT Hadrianus Bambang Nurhadi Widihartono mengatakan, target pertama pembangunan jalan di perbatasan adalah terbuka jalurnya dan juga pembangunan jembatan. Pada tahun anggaran 2018 ini untuk jalannya sudah bisa terbuka semua akses. Sedangkan terkait pengaspalan, pihaknya tentu akan mempertimbangkan alokasi dana yang tersedia.
"Untuk pembangunan jembatan, tahun ini selesai dibangun 15 buah dari total 27 jembatan," kata Hadrianus. Dia berharap dengan tersambung dan beraspalnya jalan itu, akan memperlancar arus lalu lintas dua arah, antara Indonesia dan Timor Leste. "Seperti kita lihat bahwa, kebangkitan ekonomi sudah mulai nampak di wilayah Kabupaten Belu, dengan adanya pembangunan infrastruktur ini," tutupnya.

Sunday 22 July 2018

Siskamling Merah Putih Polres Belu Terbaik se-Indonesia







Siskamling Polres Belu mendapat predikat pertama tingkat Polda NTT bahkan tingkat nasional (Se-Indonesia). Predikat tersebut didapatkan Kapolres Belu AKBP Christian Tobing terkait penerapan Siskamling terbaik dalam rangka Kapolri Cup Tahun 2018.
kepada awak media, Jumat tanggal 13 Juli 2018 dikediamannya. Kapolres Belu AKBP Christian Tobing membenarkan perolehan predikat terbaik yang diperoleh Polres Belu dibawa kepemimpinannya dalam penerapan siskamling di Kabupaten Belu yang merupakan daerah perbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
Kapolres Tobing menjelaskan bahwa penerapan Siskamling terbaik diperoleh pihaknya berdasarkan hasil penilaian tim yang turun langsung ke lokasi Siskamling Merah Putih yang ada di wilayah RT 10, RW 04. Kelurahan Tulamalae, Kecamatan Atambua Barat. Kabupaten Belu. Nusa tenggara Timur. 
"Tim verifikasi langsung dari Korbinmas baharkam Polri dengan menggunakan metode turun langsung ke lapangan atau lokasi Siskamling berada," ujar Kapolres Tobing 
Selain mendapatkan predikat pertama tingkat Pelres NTT, ternyata Siskamling Merah Putih juga meraih peringkat 3 tingkat Nasional (se-Indonesia).
Adapun perolehan tambahan yang didapatkan Polres Belu yakni meraih peringkat terbaik juara I lomba Satgas Nusantara tingkat Polda NTT dalam rangka HUT Bhayangkara ke-72 tahun 2018.
Perolehan ini diraih lantaran kinerja yang ditunjukkan pihaknya dalam menjalani Tupoksi sebagai Polri paa empat satuan yakni Reskrim, Intelkam, Humas dan Binmas.
Kapolres Tobing berharap hal ini menjadi motivasi agar kedepannya lebih ditingkatkan kinerja dan terutama terus membangun sinergi dengan rekan TNI dan komponen masyarakat untuk mewujudkan situasi kamtibnas di kabupaten Belu yang aman dan kondusif. 

Thursday 12 July 2018

Solusi Pemkab Belu menghadapi Krisis Air Minum






Memasuki bulan Juli sampai November setiap tahun, curah hujan di Kabupaten Belu semakin rendah bahkan tidak ada sama sekali. Kondisi ini pasti berdampak pada kekeringan panjang yang diikuti dengan krisis air minum bersih di sejumlah wilayah di Kabupaten Belu. 
Menghadapi masalah kekurangan air minum bersih ini, Pemerintah Kabupaten Belu sudah menyediakan tujuh mobil tangki yang siap beroperasi di wilayah kota Atambua, wilayah kecamatan dan desa. 
Hal ini dikatakan Bupati Belu, Willybrodus Lay kepada awak media, Kamis (12/7/2018). Menurut Bupati Willy, penyedian air minum bersih bagi masyarakat merupakan satu dari empat tekad pembangunan Kabupaten Belu dalam masa kepemimpinannya. 
Sebagian wilayah yang memiliki sumber air banyak sudah mendapat pelayanan air bersih yang cukup memadai, namun di wilayah lain yang kekurangan sumber air masih mengalami kesulitan air minum bersih pada musim kemarau. 
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Belu sudah menggambil langka antisipasi dengan mempersiapkan mobil tangki air sebanyak tujuh unit untuk dioperasikan ke tingkat kecamatan dan desa, termasuk kota Atambua. 
Politisi Partai Demokrat ini beroptimis, keberadaan mobil tangki bisa membantu masyarakat Belu yang mengalami kekurangan air minum bersih. Pola pendistribusian air ke tingkat kecamatan dan desa akan diatur lebih lanjut. 
Bupati yang dikenal dengan gagasan inovasinya mengatakan, pengadaan mobil tangki air merupakan upaya jangka pendek dan menengah sambil menunggu upaya jangka panjang yang sedang diperjuangkan Pemerintah Kabupaten Belu yakni, penggunaan teknologi pompa air yang akan dilakukan di Kali Motabuik.

Menghadapi Kekeringan, Masyarakat Asumanu Melakukan Ritual Adat untuk Melestarikan Sumber Air





Para tokoh adat, tokoh masyarakat bersama warga Desa Asumanu, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu melakukan ritual adat pembersihan mata air. Ritual ini bertujuan melestarikan alam sekitar khususnya sumber mata air yang memberikan kehidupan bagi manusia 
Ritual adat ini dihadiri para tokoh adat, tokoh masyarakat dari Dusun Lakmau, Dusun Makerek Badaen dan Dusun Neoderok dan anggota Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 743/PSY di Pos Asumanu. 
Rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah ritual adat lalu pembersihan mata air dan dilanjutkan dengan acara makan bersama di sumber mata air, Rabu (11/7/2018). 
Tokoh Adat Asumanu (65), Benidiktus Atok menuturkan,ritual adat pembersihan mata air merupakan ritual rutin yang dilakukan setiap tahun. Ritual ini memiliki banyak tujuan di antaranya membersihkan kotoran disekitar mata air agar air yang mengalir untuk kehidupan warga tetap bersih dan sehat. 
Kemudian, menjaga keseletarian lingkungan di mata air agar mata air terus hidup demi kelangsungan hidup warga dan lahan pertanian serta menghormati para leluhur nenek moyang yang diyakini bisa menjaga sumber air agar tetap ada. 
Selain itu, ritual adat ini juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang telah diwariskan nenek moyang sehingga generasi penerus tetap menjaga budaya tersebut. 
Danpos Maubusa, Sertu Rudi Nguli bersama anggotanya Praka Apriayanto dan Pratu Indrawan turut membantu masyarakat demi kelancaranritual adat tersebut. 
Masyarakat sangat senang dengan kehadiran anggota Pos Maubasa di tempat acara dan warga menerima mereka sebagai keluarga sendiri 
Dankipur II Kapten (Inf) Laode Sadiran memberikan apresiasi kepada tokoh adat, tokoh masyarakat dan seluruh warga yang telah melibatkan TNI dalam acara ritual adat. 
Sabaliknya masyarakat menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dansatgas Pamtas RI RDTL Sektor Timur, Mayor (Inf) I Putu Tangkas Wiratawan yang telah memberikan kesempatan bagi prajurit untuk bersama masyarakat melaksanakan kegiatan. Besar harapan masyarakat agar tali silatuhrahmi yang sudah dibangun selama ini bisa menjadi contoh bagi komandan Satgas Pamtas berikutnya.



Klub Australia Kontrak Pemain Asal Atambua





Yulius Mauloko, pesepak bola asal Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, menjadi pesepak bola NTT pertama yang resmi dikontrak oleh klub Liga II Australia, Western Knights SC, Mosman Park selama satu tahun. 
"Saya resmi dikontrak selama satu tahun dengan klub Western knights SC dengan posisi pemain sayap kiri atau bisa juga kanan," kata Yulius kepada Antaranews.com dari Kupang, Jumat (30/3/2018). 
Lius sapaan akrab mantan pemain Bali United ini mengaku, senang karena akhirnya bisa bermain di luar negeri walaupun hanya divisi dua di negeri Kanguru itu. 
Ia mengatakan, sebelumnya saat menginjakkan kaki di Australia dirinya sempat menjalani latihan dengan Sorrento FC, salah satu klub liga II asal Australia yang sempat menempati posisi tiga di musim sebelumnya. 
Namun saat hendak dikontrak masalah Visa menjadi kendala sehingga kontrak bersama klub tersebut juga batal. 
"Waktu awal tahun saya sempat latihan bersama dengan Sorrento FC, tapi karena kendala visa akhir batal dikontrak dan saat ini saya sudah bergabung dengan klub liga II juga," tambah Yulius. 
Yulius mengatakan, sebelumnya dirinya sudah diterima di salah satu klub Liga I Indonesia, yakni PSM Makassar dan menunggu tanda tangan kontrak. 
Namun dalam perjalanannya mantan pemain klub Timor Leste Carsae FC ini lebih memilih untuk mencari pengalaman baru di luar negeri. Dan negara yang dipilihnya adalah Australia. 
"Sudah cukup lama saya main di Indonesia, terus ke Timor Leste, kali ini saya ingin merasakan pengalaman baru di negara lain yakni di Australia," tutur Yulius. 
Ia juga bangga karena bisa diberikan kesempatan untuk menjalani latihan di klub liga II di Perth tersebut. 
Lebih lanjut duta sepak bola asal Belu ini juga menambahkan bahwa hingga saat ini musim pertandingan liga II nasional Australia sedang dalam masa istirahat. Dan akan kembali bergulir dalam waktu dua pekan kedepan. 
Mantan Pemain Bintang Timur Atambua ini juga menambahkan, ia berterima kasih kepada pemerhati sepak bola NTT David Fulbertus pemilik SSB Bali United Kristal dan pemilik SSB Bintang Timur FC Fary Djemi Francis yang memberikan motivasi kepada dirinya baik selama berada di klub-klub tersebut, serta Masgibol NTT yang selalu mendukungnya sehingga bisa menjalani latihan di Australia.


Wednesday 11 July 2018

Terseret Arus di Timur Tengah Utara, Jasad Anggota TNI Ditemukan di Belu



       
     Seorang anggota TNI AD Koptu Ajito Coelho yang bertugas di Koramil/1618-05 Biboki Utara, Kabupaten Timur Tengah Utara, Nusa tenggara Timur, ditemukan tewas setelah terseret arus sungai ketika hendak mencari kayu bakar.  
"Korban pergi bersama putrinya ke sekitaran sungai Lurasik, Desa Lurasik untuk mencari kayu bakar, dan ketika hendak menyeberangi sungai tiba-tiba arus sungai menjadi deras dan Ajito Coelho terseret," kata Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa, dilansir Antara, Senin (5/3/2018). 
Ia mengatakan peristiwa tersebuta terjadi pada sabtu, 3 Maret 2018, pukul 16.30 WITA. Jasad TNI itu ditemukan tak bernyawa di sungai Sangkoba, desa Renbesi Hat, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, NTT. 
Teguh mengatakan jasadnya ditemukan di Belu karena memang dibawa arus sungai saat dirinya hendak menyeberang untuk mengambil kayu bakar. "Kalau anaknya tidak apa-apa karena saat kejadian anaknya diminta untuk menjaga kayu bakar di pinggir sungai," ujarnya. 
Komandan berbintang satu itu mengatakan anak dari korban sempat berteriak dan meminta pertolongan kepada warga dan anggota TNI lainnya. Jarak antara kampung dengan sungai di lokasi saat korban terseret pertama kali hanya sekitar 20 meter. 
"Akhirnya, para prajurit TNI dibantu warga mencari korban yang terseret arus sungai itu," tuturnya. 
Pencarian berlangsung cukup lama. Pukul 17.40 Wita waktu setempat, jasad korban terbawa arus sungai itu ditemukan oleh Setda Johanes Nuhen Kelen bersama dengan warga sekitar. 
Usai ditemukan jasadnya kemudian dibawa pulang dan divisum di rumah sakit terdekat sebelum diserahkan kepada keluarga. 
Atas peristiwa yang menimpa anak buahnya, mantan Wadanjen Kopassus itu mengimbau warga dan anggota TNI untuk selalu berhati-hati dalam beraktivitas karena saat ini cuaca buruk sedang melanda wilayah itu. 
"Saat ini cuaca tidak stabil, banjir bisa terjadi di mana saja, dan arus sungai bisa terjadi kapan saja," katanya. 
Saat ini, jenazah anggota TNI itu sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.


sumber : Liputan6.com





sponsor